1.1 Latar Belakang
Masalah
1.
Analisis yang dilakukan
hanya terbatas pada pengolahan data pemesanan dan pembelian karcis kereta api
wisata.
2.
Penggunaan bahasa
pemrograman Php untuk pembuatan program aplikasi.
3.
Penggunaan database Oracle
10g sebagai media penyimpanan data pada sistem yang dibangun.
Berdasarkan
perumusan masalah diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan terhadap Perancangan Sistem Informasi Pemesanan dan Pembeliaan Karcis Kereta Api Wisata berbasiskan
Website secara Online terhadap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kota Padang diharapkan :
1. Mampu melakukan proses transaksi
pemesanan dan pembelian karcis kereta api wisata dalam waktu yang cepat, tepat,
dan akurat secara efektif dan efesiensi dalam memberikan layanan informasi baik
dan benar, sehingga fitur-fitur pelayanan informasi yang dipromosikan
memberikan kenyamanan dan kepuasaan terhadap masyarakat luas umumnya dalam
bentuk laporan kepada pimpinan khususnya.
2. Pembackupan data dapat disimpan didalam media
penyimpanan data dapat berupa hardisk, flasdisk, maupun flopydisk ditunjang Software
database Oracle 10g. Hal ini bertujuan untuk tingkat keamanan data, memudahkan pencariaan
data, menghindari duplikasi data, dan segala kemungkinan yang terjadi
menghindari akan hilangnya data ataupun rusaknya data dari bencana alam, maupun
yang tidak diberikan akan hak akses dalam pengolahan data terhadap PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Kota Padang.
3.
Dapat
meningkatkan keamanan website ( sumber informasi yang terdapat dalam internet
memberikan kemudahan bagi pencari informasi untuk mengaksesnya tanpa dibatasi
oleh ruang dan waktu ) terhadap
proses transaksi pemesanan dan pembelian karcis kereta api wisata harus
dikelola secara berkelanjutan dan terintegrasi satu dengan lainnya di bentuk
dan di monitoring oleh tim IT pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kota
Padang, yang memiliki fungsinya masing-masing, berperan serta dalam mengelola dan
memiliki tanggung jawab penuh akan hak akses terhadap kerahasiaan akan
kemananan data calon penumpang kereta api wisata dari tindakan Cyber Crime yang
merugikan pihak persero dan calon penumpang.
Adapun manfaat penelitian penulis menguraikannya sebagai berikut :
1.
Bagi Peneliti
Dapat
memperdalam ilmu pengetahuan terutama ilmu sistem informasi akan perkembangan dan kebutuhan akan kemajuaan
Teknologi Informasi (IT).
2.
Bagi
Program Studi
a.
Dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap
ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Sistem Informasi.
b.
Dapat memberikan kemudahan memberikan informasi
akan teori dan ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk bisa lebih
efektif dan efesien terhadap aplikasi didalam
pelaksanaan dan penerapannya terhadap mahasiswa.
3.
Bagi
Masyarakat dan
Persero.
a.
Dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis maka PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kota Padang dapat
mengetahui akan tuntutan Teknolgi Informasi di Era Globalisasi sekarang ini, pentingnya akan akan peranan dan kebutuhan Sistem Informasi yang harus diterapkan bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan dan kenyamanan terhadap masyarakat luas umumnya.
b.
Menentukan kebijaksanaan yang akan diterapkan akan kemajuaan dan perkembangan terhadap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kota Padang khususnya, dan dapat bersaing dan
berkompetensi di Era Globalisasi sekarang ini.
c.
Tercapainya visi, misi,
dan tujuan terhadap pelayanan jasa perkereta apian kepada konsumen ataupun
masyarakat luas dengan semestinya sebagai standarisasi Badan Usaha Milik
Negara.
Yaitu penelitian langsung yang dilakukan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kota Padang, sehingga data dan keterangan dapat dimuat
dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini asli kebenarannya, dan untuk
memperoleh perbandingan antara teori dan praktek sehubungan dengan sistem
informasi yang telah ada dan sistem baru yang akan dirancang dan dikembangkan
nantinya. Untuk mendapatkan data primer dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Angket
Angket / kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk
dijawabnya.
2. Observasi
Obrservasi merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden
(wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
3. Wawancara
A.
Hardware yaitu :
1.
Processor Intel Core i3-350M dengan kecepatan 2,27 GHz.
2.
RAM kapasitas 2 GB jenis DDR3.
3.
HardDisk kapasitas 320 GB.
4.
Flash disk 4 GB.
5.
Monitor 14.0 HD
LED LCD.
6.
DVD/CD-Super Multi DL Drive.
7.
Modem.
8.
Printer.
B.
Software yaitu :
1. Sistem Operasi Microsoft Windows Seven Ultimate.
2.
Microsoft Office Word Professional Edition 2007.
3.
Microsoft Office Visio 2007.
4.
Microsoft Office Power Point 2007
5.
Software Pemrograman Php.
6.
Macromedia Dreamweaver 8.
7.
Web Browser (Mozila Firefox).
8.
Database Oracle versi 10g.
9.
Crystal Report 11.
10.
Software Pendukung Lainnya.
Adapun sistematika penelitian yang telah ditentukan dan
diuraikan oleh penulis sebagai penjelasan secara garis besar tentang bab-bab
yang disusun oleh peneliti dalam tugas akhir skripsi adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam
bab ini akan dibahas mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Ruang
Lingkup Penelitian, Hipotesis, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, Sistematika Penelitian, dan Tinjauan Umum Perusahaan, didalam
Tinjauan Umum Perusahaan menjelaskan tentang sub bab tentang di perusahaan yang
sedang penelitian tempat berlangsung.
Adapun Sub bab Tinjauan Umum Perusahaan diantaranya : Sejarah Ringkas
Perusahaan, Visi dan Misi serta Tujuan Perusahaan, Struktur Organisasi
Perusahaan, Pembagian Tugas dan Wewenang Organisasi Perusahaan, Konsep Dasar
Tentang Topik Penelitian.
BAB II LANDASAN
TEORI
Pada bab
ini penulis akan menguraikan beberapa teori yang menunjang penelitian dan dapat
digunakan sebagai acuan penulisan dari metode – metode yang menjadi dasar
analisis permasalahan yang ada dan pemecahan permasalahan tersebut. Dan sub bahasannya
meliputi :
1. Teori-teori
tentang Konsep.
2. Teori-teori
tentang Aplikasi.
BAB III ANALISA
DAN HASIL
Dalam
bab ini akan dibahas analisis dan hasil
tentang perancangan sistem perusahaan tempat dilakukannya penelitian
diantaranya :
1. Uraian Prosedur
Penjelasan singkat tentang tata laksana proses
yang terjadi untuk memperjelas ruang lingkup sistem yang akan dibuat
digambarkan dengan Use Case Diagram dan Activity Diagram.
2. Kesimpulan Hasil Analisis
Berisi usulan sistem yang akan dirancang digambarkan
berdasarkan Spesifikasi Kebutuhan Perangkat lunak.
Adapun bab ini akan dibahas lebih
lanjut mengenai yakni pendekatan Deskriptif dengan metode ini diharapkan dapat
mendeskripsikan permasalahan-permasalahan sistem serta kebutuhan informasi pada
sistem yang akan dirancang. Adapun sub bahasan yang akan di uraikan lebih
lanjut yaitu :
1. Teknik
pengumpulan data
Pada bagian ini menjelaskan cara-cara atau teknik untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan.
2. Metode
Pengembangan Perangkat Lunak.
Bagian ini menjelaskan tentang metode pengembangan
perangkat lunak yang dipilih seperti waterfall, Prototyping, RAD, Spiral, USDP
dan lain – lain.
BAB IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN PROGRAM
Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan
sistem yang menggunakan metode Unified
Modeling Language (UML). Rancangan ini terdiri dari : Rancangan Design,
Rancangan Basis Data, Rancangan Keluaran, Rancangan Masukan, Rancangan Dialog,
Spesifikasi Hardware dan Software serta Implementasi dan pengujian sistem.
BAB IV. PENUTUP
Bab ini
adalah bab penutup dari penulisan dimana dijelaskan kesimpulan yang merupakan rumusan yang dari analisa
dan pembahasan bab – bab sebelumnya,
serta saran – saran yang dapat dipergunakan oleh perusahaan sebagai alternatif
pemecahan masalah yang akan dihadapi perusahaan maupun rekan mahasiswa lain
yang ingin melakukan penelitian dalam bidang yang sama.
1.9 Tinjauan
Umum PT. K.A.I (Persero) Kota Padang
PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Kota Padang merupakan Divisi Regional II Sumatera Barat. Persero K.A.I Kota
Padang berada dibawah naungan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) Sumatera Barat, yang berpusat PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) bertempat di Kota Bandung-Jawa Barat.
1.7.1
Sejarah Ringkas PT. K.A.I (Persero) Kota Padang
Latar
belakang adanya Perkeretaapian di Sumatera Barat tidak terlepas dari Sejarah
Perkeretaapian di dunia yang dimulai oleh Negara Inggris pada tahun 1630,
Kemudian diikuti oleh Negara-negara Eropa lainnya seperti Jerman, Belanda,
Pemerintah Hindia Belanda kemudian membangun pula alat angkutan melalui rel ini
dinegara jajahannya seperti di Indonesia.
Februari
1870 Jalan Rel Kereta Api yang menghubungkan Kota Semarang dan Solo dibuka
pemakainya secara resmi, pemakai Jalan Kereta Api ini dirintis oleh NEDERLAND INDICHE SPOOR WEGMART SCHAPPIJ
(N.I.S). Setelah sukses membangun Jalan Kereta Api yang menghubungkan
kota-kota di Pulau Jawa, dilanjutkan kembali pembangunan Rel ke Daerah-daerah
Luar Pulau Jawa, terutama di Daerah-daerah yang mengandung kekayaan alam
seperti : Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh.
Untuk mengakut Batu Bara yang sangat potensial pada waktu itu dari
Daerah penemuan di Ombilin Sawah Lunto, karena sebahagian besar industri atau
mesin-mesin memakai bahan bakar Batu Bara,maka pada tahun 1873 Pemerintah
Hindia Belanda mengutus Ir. Caheyseaner yang dibantu oleh beberapa Insiyur
lainnya masing-msing Ir. W.Verwey, Jw. Uzerman, RAJ. Snethkage, ANJ. Van Hess
dan juga disertai oleh delapan orang Opseter Belanda untuk meneliti kemungkinan
pembuatan Jalan Kereta Api di Sumatera Barat.
Pada Bulan Juli 1891, telah diselesaikan Pembangunan Jalan Kereta Api
dari Pulau Air dari pulau Air ke Padang Panjang dan empat bulan kemudian yaitu
bulan November 1891 Jalan Kereta Api tersebut telah mencapai Bukit Tinggi
dengan panjang keseluruhan 90 Km, sedangkan Pembangunan Jalan Kereta Api dari
Padang Panjang ke Muaro Kalaban sepanjang 56 Km dapat diselesaikan sampai bulan
Oktober 1892. Kemudian tahun 1894 diselesaikan Jalur antara Muara Kalaban –
Sawah Lunto yang dapat diselesaikan tahun 1921.
Untuk Lintas
Lubuk Alung – Pariaman selesai tahun 1908. Pariaman– Naras Januari 1911
sedangkan Mauara Kalaban – Muara Sijujung diselesaikan pada tahun 1924,
sehingga dalam jangka waktu 22 tahun dapat diselesaikan Pembangunan Jalan
Kereta Api sepanjang 230 Km di Sumatera Barat.
Kalau
ditelusuri tentang Jalan Kereta Api ini, sungguh banyak putra-putri bangsa kita
yang menjadi korban baik keganasan alam maupun keganasan para pengawas yang
menjadi kaki tangan Kolonial Belanda yang bertangan besi atau lebih dikenal
dengan sebutan Kerja Paksa (rodi), sungguh pedih rasanya untuk diingat.
Pada
tahun 1917 STAAT SPOOR WEGEN SUMATERA
WEST KUST di Sumatera Barat digabung dengan SS di Jawa dan pada waktu yang
sama Lintas Naras – Sungai Limau serta Lintas Payakumbuh - Limbanang ditutup oleh Pemerintah Belanda dengan
alasan Teknis (keamanan) pada saat itu, dan pada saat yang memungkinkan nanti
Jalur tersebut akan dibuka kembali.
Pada
Zaman Pemerintah Jepang tahun 1943 sampai tahun 1945 Kereta Api di Sumatera
Barat kembali berdiri dengan nama SEIBU
SUMATORA TETSUDO serta dibangunnya jalur baru yang menghubungkan Muaro
Sijujung (Sumbar) ke Pekan Baru-Riau pada masa perang Asia Timur Raya (PD II)
dengan panjang 250 Km dalam jangka waktu 2 tahun, disamping itu melalui lintas
tersebut dapat diangkut bahan bakar Batu Bara dari Sawahlunto ke Logas Pekan
Baru untuk keperluan Kapal-kapal Nippon maupun Industri di Jepang dan pada
tahun 1945 yaitu Pemindahan Kekuasaan dari tangan Jepang ke Pangkuan Ibu
Pertiwi ditukar menjadi DKARI (DJAWATAN
KERETA API REPUBLIK INDONESIA), beberapa tahun kemudian disingkat menjadi DKA, pada tahun 1963 dikeluarkan PP
No.22 mulai Mei 1963 DKA dirubah menjadi PERUSAHAAN
NEGARA KERETA API (PNKA) dan seterusnya dengan PP No.61/71 mulai tanggal 15
September 1971 PNKA ditetapkan
menjadi PERUSAHAAN JAWATAN KERETA API
(PERJAN). Dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 57 tahun 1990 tanggal 30
Oktober pengalihan bentuk Perusahaan
Jawatan (PERJAN) Kereta Api menjadi PERUSAHAAN
UMUM KERETA API (PERUMKA) terhitung mulai tanggal 2 Januari 1991, Kemudiaan
dengan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1998 serta Akta Notaris IMAS FATIMAH,
SH No. 2 tanggal 1 Juni 1999 Perusahaan Umum Kereta Api diubah menjadi PT. KERETA API INDONESIA ( Persero)
disingkat PT. K.A.I (Persero).
Sekitar
tahun 1970 PJKA Eksploatasi Sumatera
Barat mengalami pasang surut karena sumber pendapatan dari angkutan Batu Bara
dari Sawah Lunto mengalami kemunduran karena bahan bakar Batu Bara secara
berangsur-angsur mulai tersaingi bahan bakar minyak, sedangkan angkutan
penumpang yang sebelumnya dapat diandalkan juga dapat diandalkan juga mendapat
saingan besar oleh angkutan jalan raya dengan sarana dan prasarana yang semakin
memadai.
Saat
krisis yang dialami PJKA Eksploatasi
Sumatera Barat sekitar tahun 1977 dapat tertolong dengan digalakkannya
pemakaian bahan bakar Batu Bara oleh Pemerintah untuk menggantikan Minyak
sehingga berangsur-angsur permintaan Batu Bara semakin meningkat, tidak saja
dalam negeri bahkan keluar negeripun mengalihkan bahan bakar Minyak ke Batungan
Bara dan dengan sendirinya pasar Batu Bara mulai membaik.
Dengan
membaiknya pemakaian Batu Bara sekaligus meningkatnya permintaan Jasa Angkutan
Kereta Api dan dalam tahun-tahun berikutnya Pemerintah mulai memperhatikan dan
memikirkan kelangsungan hidup Kereta Api Sumatera Barat dengan mendatangkan
Lokomotif baru yang sampai saat ini mencapai 31 buah dalam berbagai jenis.
Disamping
itu Pemerintah juga membangun Jalan Kereta Api Lintas Bukit Putus – Indarung
sepanjang 14 Km yang telah diresmikan 16 November 1979 oleh Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Bapak Roesmin Nurjaddin, untuk melancarkan angkutan Semen
dari Indarung ke Teluk Bayur dan angkutan Batu Bara dari Sawah Lunto ke
Indarung sebagai bahan bakar Pabrik Semen.
1.7.2
Visi dan Misi serta Tujuan PT. K.A.I (Persero) Kota Padang
Adapun visi
dan misi serta tujuan yang ingin dicapai oleh PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Kota Padang adalah :
1.
Visi
Menjadi
penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan
memenuhi harapan Stakeholders.
2.
Misi
Menyelenggarakan
bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan
model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi Stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar
utama : Keselamatan, Ketepatan Waktu, Pelayanan, dan Kenyamanan.
3. Tujuan
Memberikan
pelayanan jasa yang berkualitas dan berorientasi kepada kepuasan pengguna
jasa kereta api melalui pengelolaan secara professional.
1.7.3
Struktur Organisasi PT. K.A.I (Persero) Kota Padang
Sebelum membicarakan struktur organisasi
Divisi Regional II sumatera Barat pada PT. K.A.I (Persero) Kota Padang, perlu ditinjau terlebih dahulu pengertian organisasi
itu sendiri. Organisasi adalah gabungan dari beberapa orang / unit kerja yang
saling bekerja sama dalam melaksanakan tindakan atau pekerjaan yang telah
dirumuskan terlebih dahulu guna mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Didalam organisasi kita juga mengenal struktur
organisasi, yang dapat diartikan sebagai bagian hubungan organisasi yang
didalamnya terdapat jabatan dan tugas dari masing-masing peranan tertentu dalam
kesatuan yang utuh.
Bentuk-bentuk struktur organisasi digolongkan atas 3
jenis:
1. Struktur Organisasi Garis (Line).
Sistem organisasi garis sangatlah sederhana dan banyak
digunakan oleh perusahaan kecil, selain itu struktur organisasi garis mempunyai
disiplin kerja yang lebih terjamin. Keuntungan sistem ini adalah mengandung
disiplin kerja yang lebih terjamin karena adanya kesatuan pimpinan.
Kelemahannya adalah organisasi akan hancur bila pimpinan tidak tegas dalam
memimpin.
2.
Struktur
Organisasi Fungsional.
Didalam menyusun struktur organisasi ini bawahan tidak
mempunyai pimpinan yang jelas dikarenakan setiap atasan memberikan komando
pada bawahannya sepanjang hubungan
dengan fungsi atau bidang atasan tersebut.
3.
Struktur Organisasi Staff.
Sistem organisasi ini merupakan perpaduan dari kebaikan-kebaikan
kedua sistem organisasi yang terbatas dan untuk mencapai maksud itu dibentuk
staff yang terdiri dari ahli-ahli dimana kedudukannya setingkat, dengan kata
lain berada pada setiap tingkatan kecuali tingkatan bawah yang tidak mempunyai
staff.
Untuk memberikan
gambaran yang jelas tentang pembagian tugas, kedudukan dan tangung jawab masing-masing unit kerja
maka perlu adanya suatu Struktur organisasi yang baik. Adapun
struktur organisasi PT. K.A.I (Persero) Kota Padang Divisi Regional II Sumatera
Barat dapat dilihat pada Gambar 1.1 :
Sumber : Dokumen PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kota Padang
Gambar .1.1 Struktur
Organisasi Divisi Regional II Sumatera Barat
1.7.4 Pembagian Tugas Pokok , Tanggung Jawab, Dan Tata Laksana
Divisi Regional II Sumatera Barat,
adalah satuan orginisasi di Lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang
berada dibawah Divisi Regional II Sumatera Barat yang berkedudukan di Padang.
Divisi
Regional II Sumatera Barat dipimpin oleh seorang Vice President (VP) Divisi
Regional II Sumatera Barat dan dibantu oleh :
1.
Manager Keuangan dan SDM.
2.
Manager Hukum dan Humasda.
3.
Manager IMO.
4.
Manager Sarana.
5.
Manager Pengusahaan.
6.
Junior Manager Pengadaan Barang dan Jasa.
7.
Junior Manager Sistem Informasi.
8.
Assistant Manager Kamtib.
Pembagian Tugas Pokok Dan Tanggung Jawab Divisi
Regional II Sumatera Barat antara lain :
1. Vice
President (VP)
Vice President (VP) Divisi
Regional II Sumatera Barat mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab atas
tercapainya Visi dan Misi Perusahaan yang diselenggarakan melalui Divisi
Regional II Sumatera Barat di wilayah geografisnya, yaitu mencakup :
a.
Terkoodinasinya seluruh aktivitas operasi bisnis perkeretaapian, yang
diselenggarakan diwilayah geografisya, baik aktivitas
unit-unit organisasi di Divisi Regional II Sumatera Barat maupun aktivitas yang
diselenggarakan oleh Unit Vertical Kantor Pusat.
b.
Mewakili Perusahaan di wilayah geografisya dalam hubungannya dengan
pihak eksternal sesuai lingkup tanggung jawab dan bisnis Divisi Regional II
Sumatera Barat.
2. SEKSI KEUANGAN DAN SDM
Manager Seksi Keuangan dan SDM Divisi
Regional II Sumatera Barat mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab :
a.
Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan Divisi Regional
II Sumatera Barat dan melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan rencana serta
pelaksanaan anggaran.
b.
Menyusun program pengelolaan dan evaluasi kinerja Sumber Daya Manusia
(SDM) serta pelaksanaan penggajian dan pengendalian biaya pegawai Divisi
Regional II Sumatera Barat.
c. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan uang
dan surat-surat berharga serta pencatatannya, pembukuan dan pembuatan analisis
dan penerimaan serta melaksanakan penagihan atas Piutang Pengusahaan Asset
(Rekening G.215/SAB) dan Tata Usaha Administrasi Piutang (Aging Schedule) Angkutan Penumpang dan Angkutan Barang.
Dalam
menjalankan tugas pokok dan tangung jawabnya, Manager Seksi Keuangan dan SDM
Divisi Regional II Sumatera Barat dibantu oleh :
a. Junior Manager SDM dan Penggajian
b.
Junior Manager Penagihan.
c.
Assistant Manager Anggaran dan Keuangan.
d.
Assistant Manager Akuntansi.
e.
Assistant Manager Pembendaharaan.
3. SEKSI HUKUM DAN HUMASDA
Manager Hukum dan Humasda Divisi Regional
II Sumatera Barat mempuyai tugas pokok dan tanggung jawab :
a. Merumuskan penjabaran strategi dan
kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya yang telah
ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Divisi Regional II Sumatera Barat.
b. Memberikan pertimbangan dan pendampingan
atau bantuan hukum didalam dan diluar pengadilan serta menjadi sumber informasi
hukum dan peraturan bagi pegawai atau pejabat di Wilayah Divisi Regional II
Sumatera Barat.
c. Merencanakan dan melaksanakan program
kegiatan kehumasan meliputi hubungan kemasyarakatan, penyuluhan dan pembentukan
citra perusahaan internal dan eksternal di wilayah Divisi Regional II Sumatera
Barat.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan
tanggung jawabnya, Manager Hukum dan Humasda Divisi Regional II Sumatera Barat
dibantu oleh :
a. Assitant
Manager Hukum,
b.
Assitant Manager Humasda,
c.
Assistant Manager Dokumen dan Kerumahtanggaan.
4. SEKSI
IMO
Manager
IMO Divisi Regional
II Sumatera Barat mempuyai tugas pokok dan tanggung jawab :
1. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan
yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor
Pusat, di Wilayah Divisi Regional
II Sumatera Barat.
2. Melaksanakan pemantauan dan pengelolaan
lokomotif, KRL, kereta, dan gerbong yang siap operasi, merumuskan pemanfaatan
dan pembagian kereta dan gerbong, pengaturan dan evaluasi kinerja pelaksanaan
program perjalanan kereta api, serta melaksanakan tata usaha telekomunikasi /
telegram maklumat (TEM).
3. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang berada dibawah Seksi IMO meliputi UPT Stasiun, UPT
Crew KA, UPT Resor Jalan Rel, UPT Resor Jembatan dan UPT Resor Sintelis di
Wilayah Divisi Regional
II Sumatera Barat.
Dalam menjalankan tugas pokok dan
tanggung jawabnya, Manager IMO Divisi Regional II Sumatera Barat dibantu oleh :
a.
2 ( dua ) Inspector, terdiri dari :
1.
Inspector Operasi dan Pegendalaian Opka, setingkat Junior Manager.
2.
Inspector Prasarana, setingkat Junior Manager.
b.
3 ( tiga ) Assistant Manager IMO, terdiri dari :
1.
Assistant Manager Perka, Pelayanan dan Operasi Sarana.
2.
Assistant Manager Program dan Rekayasa Teknik JJ dan Sintelis.
3.
Assistant Manager Fasilitas JJ dan Sintelis.
c.
14 ( empat belas ) UPT Stasiun.
d.
1 ( satu ) UPT Crew KA.
e.
1 ( satu ) UPT Resor Jalan Rel.
f.
1 ( satu ) UPT Resor Jalan Jembatan.
g. 1 ( satu ) UPT Resor Sintelis.
5. SEKSI
SARANA
Manager
Sarana Divisi Regional
II Sumatera Barat mempuyai tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan penyusunan program
sarana siap operasi, melaksanakan pemeliharaan rutin, pengendalian dan evaluasi
kinerja sarana, menampung dan menganalisa keluhan pengguna jasa, serta
melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana Teknis (UPT) Depo
Lokomotif, Depo Kereta & Gerbong.
Dalam menjalankan tugas pokok dan
tanggung jawabnya, Manager Sarana Divisi Regional II Sumatera Barat dibantu
oleh :
a)
1 (satu) Inspector Sarana, setingkat Junior Manager.
b)
3 (tiga) Assistant Manager Program Anggaran Perawatan sarana.
1.
Assistant Manager Program Anggaran Perawatan Sarana.
2.
Assistant Manager Program Anggaran Perawatan Lokomotif & KRD.
3.
Assistant Manager Program Perawatan Kereta dan Gerbong.
c)
1 (satu) UPT Depo Lokomotif Besar B Padang
d)
1 (satu) UPT Depo Kereta & Gerbong Besar B Padang.
6. SEKSI
PENGUSAHAAN
Manager
Sarana Divisi Regional
II Sumatera Barat mempuyai tugas pokok dan tanggung jawab :
a. Mengelola jasa angkutan penumpang dan
angkutan barang : melakukan survey / riset pemasaran pengembangan produk / jasa
termasuk pemaketan layanan, mengelola basis data pemasaran, membuat peramalan,
program penjualan dan evaluasinya, menjaga administrasi pentarifan, melakukan
pemantauan pelayanan, melaksanakan strategi promosi dan komunikasi pemasaran,
mengelola logistik penjualan angkutan penumpang, mengelola saluran distribusi,
keagenan, pelanggan korporat dan paket perjalanan / wisata.
b. Mengelola customer care dan costumer
retention, termasuk penyelesaian klaim asuransi, service recovery serta penanganan insiden yang menimpa pengguna
jasa.
c.
Melakukan perencanaan, evaluasi dan pengendalian pengelolaan pengusahaan
aset dan kerjasama operasi, meliputi pengusahaan aset di stasiun, disepanjang
jalur KA yang masih aktif (ROW) dan sarana untuk persewaan, kerjasama operasi
(KSO), periklanan dan website.
Dalam melaksanakan tugas pokok
dan tanggung jawabnya, Manager Pengusahaan Divisi Regional II Sumatera
Barat dibantu oleh :
1.
Assistant Manager Angkutan Penumpang dan Barang.
2.
Assitant Manager Pengusahaan Aset Stasiun dan Row.
3.
Assistant Manager Pengusahaan Aset Non Stasiun dan Row.
7.
UNIT
PENGADAAN BARANG DAN JASA
Unit Pengadaan Barang dan Jasa
Divisi Regional II Sumatera Barat, adalah satuan orginisasi di Lingkungan PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada dibawah Divisi Regional II Sumatera
Barat yang berkedudukan di Padang, Unit Pengadaan Barang dan Jasa Divisi Regional
II Sumatera Barat dipimpin oleh seorang Manager yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Vice President (VP) Divisi Regional II Sumatera Barat.
8.
UNIT
SISTEM INFORMASI
Junior
Manager Sistem Informasi Divisi Regional II Sumatera Barat mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab mengelola
infrastruktur teknologi informasi (perangkat keras, perangkat lunak pendukung,
dan perangkat jaringan), mengelola aplikasi disisi pengguna, melakukan
penanganan jika terjadi gangguan pada sistem informasi, serta memastikan
kualitas layanan sistem informasi, serta memastikan kualitas layanan Sistem Informasi
terjaga dengan baik dalam wilayah Divisi Regional II Sumatera Barat.
9.
SUB SEKSI KEAMANAN DAN KETERTIBAN
Assistant Manager Keamanan dan
Ketertiban Divisi Regional II Sumatera Barat mempunyai tugas pokok dan tanggung
jawab :
a.
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas
pengamanan dan penertiban yang telah ditetapkan Kantor pusat di Wilayah Divisi Regional II Sumatera Barat.
b.
Menjamin keamanan dan ketertiban untuk kelancaran kegiatan angkutan
kereta api di lingkungan stasiun dan di atas kereta api serta melaksanakan
pembinaan terhadap POLSUSKA.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung
jawabnya, Assitant Manager Keamanan dan Ketertiban Divisi Regional II Sumatera Barat, dibantu oleh :
1. Supervisor Operasi.
2. Supervisor Administrasi.
3. Kepala Peleton Polsuska.
4. Kepala Regu Polsuska.
5.
Anggota Poluska.
Adapaun Tata Laksana Divisi Regional II
Sumatera Barat antara lain :
Dalam melaksanakan tugasnya,Vice
President Divisi Regional II Sumatera Barat dibantu oleh Manager, Junior
Manager, Assitant Manager dan para Kepala UPT, wajib menerapkan prinsip-prinsip
koordinasi, konsolidasi, intergrasi, sinkronsi dan komunikasi dalam satuan
organisasi masing-masing di lingkungan Divisi Regional II Sumatera Barat dan
dengan satuan organisasi lain di dalam dan luar PT. Kereta Api Indonesia
(Persero).
Para
Kepala Satuan Organisasi di lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
adalah pemimpin di satuan organisasi masing-masing, untuk itu mereka mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab sebagai berikut :
a.
Berkewajiban untuk memimpin, membina, mengarahkan, mengawasi secara
melekat (WASKAT), memberikan keteladanan, bimbingan dan petunjuk untuk
kelancaran tugas terhadap bawahan masing-masing.
b.
Bertanggung jawab terhadap segala tindakan yang dilaksanakan oleh karena
kepemimpinannya baik yang bersifat positif maupun negatif.
Setiap
pemimpin satuan organisasi berkewajiban untuk selalu mengikuti dan mentaati
petunjuk pelaksanaan teknis, prosedur kerja, regimen (peraturan dinas) dan peraturan umum yang berlaku,
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing, serta selalu menyampaikan
laporan berkala kepada atasannya secara tepat waktu.
Para Kepala Satuan Organisasi wajib
menganalisa dan mengolah setiap laporan yang disampaikan oleh bawahan sebagai
bahan untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan penanganan permasalahan di unit
kerjanya, pemberian pengarahan atau petunjuk lebih lanjut kepada bawahan serta
penyusunan laporan kepada atasan.
Dalam menyampaikan laporan kepada
atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada Kepala Satuan Organisasi lain
yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya para Kepala Satuan Organisasi wajib masih berlaku.
DITETAPKAN
: BANDUNG
PADA TANGGAL : 07
JULI 2011
a.n DIREKSI PT. KERETA API INDONESIA
DIREKTUR UTAMA
IGNASIUS JOHAN
NIPP.63621
1.7.5 Konsep Dasar Tentang Topik Yang Dibahas
Kereta Api Wisata Reguler dengan relasi Padang Panjang – Sawah Lunto pulang
pergi perjalanan tiga jam tak terasa melelahkan manakala melewati Danau
Singkarak dari Padang Panjang menuju Sawahlunto. Danau di Sumatera Barat yang
terkenal akan keindahannya. Kereta Api ini beroperasi secara reguler setiap
hari Minggu, namun Kereta Api ini juga bisa dicarter sesuai keinginan. Setiap
operasinya, Kereta Api ini terdiri dari 3 kereta ekonomi, 1 kereta makan dan
pembangkit, serta 1 kereta eksekutif berjenis IW-2. Fasilitas kereta ini tidak
jauh berbeda dengan kereta Nusantara yang ada di Jakarta.
Beberapa fasilitas kereta ini diantaranya adalah minibar, pendingin
ruangan (AC), kursi yang nyaman, dan toilet yang bersih. Total, 240 tempat
duduk yang tersedia dalam 1 rangkaian Kereta
Api Wisata Danau Singkarak ini. Kereta Api
wisata ini berangkat dari Padang Panjang pukul 08.30 pagi, perjalanan memakan
waktu sekitar 3 jam untuk tujuan akhir Sawah Lunto. Berangkat Padang Panjang
jam 07.30 dan Datang Sawah Lunto jam 10.35 berangkat Sawah Lunto jam 14.30 dan
Datang Padang Panjang jam 17.38 Tarif perorangnya Rp 50 ribu pulang pergi.
Dioperasikan setiap hari Minggu dan hari libur
1. Jadwal Kereta Api :
a. Berangkat Sawah Lunto jam 11.00 & Datang
Muara Kalaban jam 11.30.
b. Berangkat
Muara Kalaban jam 11.50 & Datang Sawah Lunto jam 12.20.
c. Berangkat Sawah Lunto jam 12.40 &
Datang Muara Kalaban jam 13.10.
d.
Berangkat Muara Kalaban jam 13.30 & Datang Sawah Lunto
jam 14.00.
2. SF pokok 1 lok BB.204+3K.3+1KMP.3
a. Jumlah
tempat duduk yang tersedia 240 tempat duduk.
b.
Apabila ada carteran untuk rombongan dapat ditambahkan 1 Kereta
Minangkabau (eks. Presiden 20 Tempat duduk) dengan pelayanan paket khusus
wisata turis (Patur).
Kereta Api Wisata Reguler
dengan relasi Padang - Pariaman Pulang Pergi dengan biaya Rp. 10 rb.
Dioperasikan setiap hari Senin - Sabtu
1. Jadwal Kereta Api :
a. Berangkat Padang jam 06.00 & Datang
Pariaman jam 13.30.
b.
Berangkat Pariaman jam 08.30 & Datang Padang jam 16.00.
2. SF pokok 1 lok BB.204+3K.3+1KMP.3
a.
Jumlah tempat duduk yang tersedia 240 tempat duduk.
b.
Apabila ada carteran untuk rombongan dapat ditambahkan 1 Kereta
Minangkabau (eks. Presiden 20 Tempat duduk) dengan pelayanan paket khusus
wisata turis (Patur).